PETA
KOGNITIF KETERAMPILAN DASAR KONSELING
Keterampilan
|
Definisi
|
Tujuan
|
Modalita
|
Contoh
Aplikasi
|
Attending
(perhatian)
|
Keterampilan
yang harus dimiliki oleh konselor untuk memusatkan perhatiannya kepada klien.
|
Agar
klien merasa dihargai, nyaman, dan tercipta suasana yang kondusif dalam
mengungkapkan pikiran atau perasaan yang dialaminya.
|
Posisi
duduk menghadap klien, melihat klien ketika berbicara, mendengarkan segala
hal yang disampaikan oleh klien.
|
Klien: “Bu, akhir-akhir ini saya
sering bertengkar dengan Ayah saya karena….”
Konselor: “(tetap memandang,
mendengarkan, dan merespon apa yang disampaikan oleh klien)”
|
Opening
(pembukaan)
|
Keterampilan
yang harus dimiliki oleh konselor untuk membuka ataupun memulai komunikasi/hubungan
dalam proses konseling.
|
Membina
rapport dan untuk memperoleh
kepercayaan dari klien.
|
Mempersilahkan
duduk, membukakan pintu ruang konseling, dan memberi atau menjawab salam.
|
Klien: “Assalamu’alaikum bu. (sambil
membuka pintu ruang konseling)”.
“Konselor: Wa’alaikumsalam (senyum, bersalaman
dengan klien), silahkan duduk dik”.
Klien:
(duduk)
Konselor: “Ibu dengar kamu suka
melukis ya?”
Klien: “Iya bu, saya suka banget
melukis”.
Konselor: “Lalu apakah kamu pernah
mengikuti lomba melukis?”
Klien: “Dulu waktu SD saya pernah
mendapat juara 1 melukis tingkat kabupaten Bu”.
Konselor: “Wah…hebat sekali kamu. Tapi
nampaknya kamu kelihatan murung, apakah ada suatu hal yang ingin kamu
bicarakan sama Ibu?”
|
Acceptance
(penerimaan)
|
Keterampilan
yang harus dimiliki oleh konselor untuk menunjukkan minat atau suatu
ketertarikan dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan oleh kliennya.
|
Jika
konselor dapat menerima kliennya, maka tujuan dari penerimaan ini yaitu agar
klien dapat merasa tenang, nyaman, dan merasa dihargai selama proses
konseling itu berlangsung.
|
Verbal:
oh….ya, kemudian/lalu, ya….ya, hem…, saya memahami, saya dapat mengerti, dan
lain sebagainya.
Non-verbal:
anggukan kepala, memelihara kontak mata, posisi duduk condong ke depan, dan
lain sebagainya.
|
Klien: “Bu, akhir-akhir ini saya kurang semangat dalam
belajar”.
Konselor: “Oh…ya, kenapa bisa begitu?”
Klien: “Seminggu yang lalu saya habis
putus dengan pacar saya.”
Konselor: “(mengangguk-anggukan kepala
sambil bersuara hem…hem) saya dapat mengerti perasaan Anda”.
|
Restatement
(pengulangan)
|
Keterampilan
yang digunakan oleh konselor untuk mengulang atau menyatakan kembali
pernyataan klien yang dianggap penting.
|
Menemukan
kembali inti dari masalah yang disampaikan oleh klien.
|
Pengulangan
kata melarang
|
Klien: “Bu, saya ini hobi main musik
dan saya bercita-cita untuk menjadi seorang musisi, tapi ayah melarang saya Bu, ayah ingin agar aku
jadi polisi”.
Konselor: “Ayah melarangmu…”
|
Paraprashing
(parafrase)
|
Keterampilan
konselor untuk menggunakan kata-kata dalam menyatakan kembali esensi dari
ucapan-ucapan klien.
|
Memberi
arahan jalannya wawancara konseling dan menyatakan kembali ungkapan klien.
|
Nampaknya yang Anda
katakan …, jika Anda berpikiran bahwa Anda…, menurut Anda…, Anda mengatakan
bahwa Anda.....
|
Klien: “Saya bertengkar dengan anak
perempuan saya, suami saya mendiamkan saya, dan yang lebih parah lagi sahabat
saya kelihatannya tidak bisa mengerti saya lagi”.
Konselor: “Anda mengatakan bahwa Anda bertengkar dengan anak perempuan Anda,
suami Anda mendiamkan Anda, dan sahabat Anda sudah tidak mengerti Anda lagi”.
|
Reflection
of feeling (pemantulan perasaan)
|
Keterampilan
yang digunakan oleh konselor untuk memantulkan perasaan atau sikap yang
terkandung dibalik pernyataan klien.
|
Membantu
klien memahami perasaannya, mendorong klien agar lebih banyak mengekspresikan
perasaannya, membantu klien menata atau mengatur perasaannya, dan membantu
klien membedakan intensitas berbagai perasaan yang ada dalam dirinya.
|
Respon
refleksi secara visual: nampaknya Anda…,
sepertinya Anda…
Respon
refleksi secara auditori: kedengarannya
Anda…, saya mendengar bahwa Anda…
Respon
refleksi secara kinestetik: saya dapat memahami…, Anda sedang…
|
Klien: “Anak-anak muda zaman sekarang
tidak seperti anak-anak muda zaman saya dulu yang suka berpakaian rapi. Anak
muda sekarang kotor, kasar, dan sering berperilaku tidak sopan pada orang
yang lebih tua. Saya benar-benar tidak mengerti, mau jadi apa generasi
penerus kita ini”.
Konselor: “Nampaknya Anda sangat sebal sekali”.
|
Structuring
(pembatasan)
|
Teknik
yang digunakan konselor untuk memberikan batas-batas atau pembatasan dalam
proses konseling.
|
Agar
proses konseling dapat berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam
konseling, agar terjalin persamaan pandangan antara konselor dengan klien,
klien menjadi siap dalam proses konseling.
|
Menurut pemahaman
saya tentang konseling…, untuk memperlancar proses konseling…, perlu
diketahui bahwa…, dalam masalah yang Anda kemukakan tadi terdapat…
|
Time
limit
Klien: “Bu, sekarang ini saya sedang
memiliki masalah dengan Ibu saya di rumah. Saya ingin membicarakan hal ini
pada Ibu. Sebab masalah saya dengan Ibu saya di rumah sudah mengganggu
konsentrasi belajar saya di sekolah”.
Konselor: “Baguslah, Anda datang
kemari untuk membicarakan masalah Anda pada saya, akan tetapi perlu diketahui bahwa kita hanya mempunyai
waktu 45 menit untuk membicarakan masalah ini, sebab nanti jam 11.00 Ibu ada
jam mengajar di kelas. Oleh sebab itu, marilah kita manfaatkan waktu yang
singkat ini dengan sebaik-baiknya”.
Role
limit
Klien: “Bu, sebenarnya saya ingin
menceritakan masalah ini dengan Ibu, akan tetapi saya takut jika Ibu nanti
membocorkan kepada teman-teman saya”.
Konselor: “Sebelumnya apakah Anda
sudah pernah melakukan konseling seperti ini?”
Klien: “Belum Bu”.
Konselor: “Begini menurut pemahaman saya tentang konseling ini ada asas kerahasiaan
dimana Ibu selaku konselor akan merahasiakan masalah yang disampaikan oleh
Anda. Jadi tenang saja, masalah Anda tidak akan Ibu sampaikan kepada
siapa-siap”.
Problem
limit
Klien: “Ibu, sekarang saya sedang
memiliki banyak masalah, begini ya Bu kemarin Jumat HP saya baru saja dicopet
orang, belum lagi saya juga dimarahi oleh kedua orang tua saya, selain itu
saya juga sedang ada masalah dengan proses belajar saya di perkuliahan ini”.
Konselor: “Dalam masalah yang Anda kemukakan tadi, pertama ialah HP Anda
yang dicopet orang, Anda juga dimarahi oleh kedua orang tua Anda, dan yang
terakhir Anda mengatakan jika Anda sedang memiliki masalah belajar dalam
kuliah. Nah..dari beberapa masalah yang Anda kemukakan tadi kiranya masalah
mana dulu yang menurut Anda pantas untuk segera dicarikan penyelesainnya?”
Action
limit
Klien: “Bu saya ini sebab sekali
dengan Rizki, saya pengen banget nonjok mukanya dia Bu (sambil merobek-robek
kertas)”.
Konselor: “Tenang-tenang, perlu diketahui bahwa ini adalah ruangan konseling, jadi dimohon
agar Anda bisa menjaga kebersihan di ruangan ini demi kenyamanan kita
bersama”.
|
Leading
(pengarahan)
|
Keterampilan
konselor untuk mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain
secara langsung dan dengan menggunakan kalimat tanya.
|
Untuk
mendorong klien dalam merespon pembicaraan terutama pada awal-awal pertemuan
dan mengeksplorasi isi pembicaraan klien dengan faktor-faktor lain yang
signifikan.
|
Lead khusus: apa…?,
apakah…?, siapa…?, dimana…?
Lead umum:
bagaimanakah…?, coba jelaskan…?, coba ceritakan…?
|
Lead
khusus:
Klien: “Bu kemarin saya habis berantem
dengan pacar saya”.
Konselor: “Siapa nama pacarmu?”
Lead umum:
Klien:
“Bu, dua hari yang lalu saya habis ikut lomba melukis di Jakarta”.
Konselor: “Coba ceritakan kepada Ibu mengenai lomba melukismu itu?”
|
Silence
(diam)
|
Keterampilan
konselor untuk menciptakan suasana hening dan tidak ada interaksi verbal
antara konselor dengan klien dalam proses konseling.
|
Pertama,
memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat atau mereorganisasi pikiran
dan perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan
selanjutnya. Kedua, mendorong klien atau memotivasi klien untuk mencapai
tujuan konseling.
|
Diam untuk memberikan
kesempatan pada klien untuk istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaannya
|
Klien: “Bu, sekarang perut saya sudah
membesar. Saya takut menghadapi cercaan orang tua saya………..juga dari
masyarakat sekitar.
Konselor: “(diam untuk memberikan kesempatan agar klien dapat istirahat sejenak
setelah menumpahkan perasaannya)”.
|
Reassurance
(penguatan atau dukungan)
|
Keterampilan
yang dipakai oleh konselor untuk memberikan dukungan/penguatan terhadap
pernyataan positif klien.
|
Agar
klien menjadi lebih yakin dan percaya diri terhadap keputusan yang telah
diambil, serta agar klien dapat lebih tabah dan tegar dalam menghadapi
situasi atau hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya.
|
1.
Prediction
reassurance(diawali approval reassurance) lalu dilanjutkan dengan kata:
jika-maka, apabila-sehingga,tidak mustahil..., bila-sehingga, tidak menutup
kemungkinan.
2.
Postdiction
reassurance: setelah…, atas usaha yang telah Anda lakukan…, dengan upaya yang
telah Anda lakukan…
3.
Factual
reassurance: sudah pasti…, sudah barang tentu…
4.
Approval
reassurance: bagus sekali, baik sekali, luar biasa, dan lain sebagainya.
|
Prediction
reassurance
Klien: “Bu, nilai ujian akuntansi saya
pada semester kemarin adalah nilai terburuk dari nilai-nilai pada mata
pelajaran yang lain, namun mulai semester ini saya akan belajar akuntansi
lebih rajin lagi dan saya juga akan mengikuti bimbel akuntansi”.
Konselor: “Bagus sekali, jika mulai semester ini Anda akan belajar lebih
rajin lagi dan mengikuti bimbel akuntansi,
tidak mustahil pada semester ini nilai akuntansi Anda akan lebih baik
daripada semester kemarin”.
Postdiction
reassurance
Klien: “Bu, sudah seminggu lebih ini
saya dan sahabat saya diam-diaman dan tidak bertegur sapa karena terjadi
kesalahpahaman diantara kita berdua. Saya sudah meminta maaf dan menjelaskan
yang sebenarnya terjadi, namun sahabat saya masih tetap mendiamkan dan tidak
mau memaafkan saya Bu”.
Konselor: “Anda sudah berniat baik
untuk meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, atas usaha yang telah Anda lakukan sedikit
demi sedikit pasti nanti sahabatmu juga akan segera memaafkan dan kembali
baik dengan Anda”.
Factual
reassurance
Konselor: “Bu, saya mempunyai pacar,
namun semalem pacar saya menelepon dan memutuskan hubungan secara sepihak
tanpa memberikan alasan kepada saya mengapa dia memutuskan saya Bu, kejadian
ini amat membuat saya menjadi galau dan sedih”.
Klien: “Setiap orang yang diputuskan
oleh pacarnya secara sepihak sudah
barang tentu akan merasa sangat galau dan sedih”.
|
Rejection
(penolakan)
|
Keterampilan
konselor untuk melarang klien melakukan perilaku, pemikiran, dan perasaan
yang akan membahayakan/merugikan dirinya atau orang lain.
|
Untuk
mengarahkan atau membatasi perilaku klien yang berbahaya, agar klien
memikirkan kembali rencana yang telh diputuskan, mendorong klien menempuh tindakan lain
sebagai pengganti tindakan yang merugikan, mencegah klien melakukan tindakan
yang merugikan dirinya.
|
Penolakan secara
halus: Coba pikirkan lagi…
Penolakan secara
langsung: jangan…jangan Anda berbuat seperti itu, saya tidak setuju dengan
rencana Anda…
|
Klien: “Bu, kemarin saya melihat Ayah
saya sedang memukul Ibu saya. Kejadian itu amat membuat saya trauma dan tidak
tega melihat Ibu saya yang mengalami kesakitan. Sejak kejadian itu, saya sangat
membenci Ayah saya dan saya bertekad untuk tidak menyapa Ayah saya”.
Penolakan
secara langsung
Konselor: “Jangan-jangan Anda berbuat seperti itu, sebab itu adalah Ayah
Anda sendiri dan jika Anda membencinya itu akan merugikan Anda dan orang tua
Anda”.
Penolakan
secara halus
Konselor: “Coba pikirkan lagi mengenai rencana Anda tersebut, sebab itu
adalah Ayah Anda sendiri dan jika Anda membencinya itu akan merugikan Anda
dan orang tua Anda”.
|
Advice
(saran atau nasehat)
|
Keterampilan
konselor untuk memberikan nasehat atau saran pada klien.
|
Agar
klien dapat lebih jelas dan pasti/memahami mengenai apa yang akan dikerjakan.
|
Advice langsung:
sebaiknya Anda…, seyogianya Anda…, semestinya…
Advice persuasif:
berdasarkan yang Anda ceritakan, maka…
Advice alternatif:
marilah kita bicarakan bersama…, mari kita diskusikan bersama…
|
Advice
langsung
Klien: “Bu, saya itu pengen masuk
kuliah di UNNES, tapi saya tidak tahu persyaratan yang diperlukan agar dapat
diterima di UNNES”.
Konselor: “Sebaiknya Anda membuka alamat www.unnes.ac.id”.
Advice
persuasive
Klien: “Bu, saya merasa tidak enak
jika terus-menerus meminta uang jajan pada Ayah saya, sementara Ayah saya
tidak memiliki pekerjaan yang tetap, Ayah hanya bekerja serabutan dan saya
juga masih punya adik 3 yang menjadi tanggungan Ayah saya, saya ingin bekerja
paruh waktu untuk membantu Ayah saya, selain itu kalau saya dapat bekerja
paruh waktu uangnya dapat saya gunakan untuk menambahi uang jajan saya Bu”.
Konselor: “Anda ingin bekerja paruh
waktu untuk membantu masalah keuangan dalam keluarga Anda, berdasarkan yang Anda ceritakan, maka
baik sekali jika rencanamu tersebut dapat dilaksanakan namun perlu diketahui
jika rencanamu tersebut tidak akan mengganggu kegiatan sekolahmu”.
Advice
alternatif
Klien: “Bu, saya ingin sekali tinggal
dengan suami saya di Purwodadi, sebab jika saya tinggal di Purwodadi maka
saya akan tetap dekat dengan orang tua saya, namun suami saya mengajak saya
untuk tinggal di Semarang karena suami saya kerjanya di Semarang, saya
bingung dan tidak tahu harus bagaimana Bu?”
Konselor: “Baiklah, marilah kita diskusikan bersama
mengenai keuntungan dan kerugian bila Anda tinggal di Purwodadi dan di
Semarang, sehingga nanti kita temukan pilihan yang paling tepat untuk Anda
dan suami Anda”. (konselor dan klien membahas keuntungan dan kerugian dari
setiap pilihan)
Konselor: “Setelah Anda mengetahui
kelebihan dan kelemahan setiap pilihan tersebut, maka sebaiknya Anda memilih
pilihan yang paling menguntungkan bagi Anda dan suami Anda dengan segala
resikonya”.
|
Confrontation
(pertentangan)
|
Keterampilan
konselor untuk menunjukkan adanya kesenjangan atau inkongruensi dalam diri
klien dan kemudian konselor mengumpan balikkan kepada klien.
Atau
mendeskripsikan atau memperjelas kondisi klien saat mengalami kesenjangan,
diskrepansi, atau inkongruensi klien.
|
Untuk
mengenali pesan-pesan klien yang campur aduk dan tidak konsisten, serta
bertujuan pula untuk mengeksplorasi cara-cara lain dalam upaya memahami
situasi atau diri klien, dan menyadarkan klien akan adanya kesenjangan-kesenjangan,
perbedaan-perbedaan dalam pikiran maupun perasaan.
|
Kata-kata pembuka,
tadi Anda mengatakan bahwa…sementara…, tadi Anda berkata bahwa…tetapi…,
semula Anda berkata bahwa…belakangan…, awalnya Anda mengatakan…teakhir…
|
Klien: “Saya baik-baik saja Bu (pesan
verbal)”. Tapi pada saat yang bersamaan ia tampak gelisah dan ragu-ragu
(pesan nonverbal).
Konselor: “Tadi Anda mengatakan bahwa
Anda baik-baik saja sementara pada
saat yang sama Anda tampak gelisah”.
|
Clarification
|
Keterampilan
konselor untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan
kata-kata baru dan segar.
|
Mendorong
klien untuk melakukan elaborasi, memeriksa ketepatan apa yang didengar
konselor terhadap pesan-pesan klien, mengungkapkan isi pesan utama yang
disampaikan oleh klien, dan memperjelas/mempertegas pesan-pesan yang samar
atau membingungkan serta isi pesan yang disampaikan oleh klien.
|
Pada dasarnya…, pada
pokoknya…, pada intinya…, singkat kata…, dengan kata lain…, tegasnya…,
artinya…, jelaskan…, maksudnya…, pada hakekatnya…, pada prinsipnya...
|
Klien: “Kadang-kadang saya ingin lari
dari semuanya, banyak sekali pekerjaan yang harus saya selesaikan, Saya
merasa keteteran dan overload”.
Konselor: “Pada intinya, Anda ingin menyelesaikannya dengan senang hati
tanpa perasaan tertekan”.
|
Interpretasi
(penafsiran)
|
Keterampilan
konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan atau
diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien.
Atau
keterampilan menafsirkan pernyataan klien yang merupakan proses menjelaskan
arti tentang peristiwa-peristiwa kepada klien sehingga klien mampu melihat
persoalannya dan mereview kemajuan yang diperoleh selama satu atau beberapa
kali wawancara.dengan cara-cara yang baru
|
Membantu
klien agar lebih memahami diri sendiri bilamana klien bersedia
mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka.
|
Interpretasi
pengecekan informasi: dari pernyataan Anda tadi, apakah Anda bermaksud
mengatakan bahwa…
Interpretasi tunggal:
sepertinya Anda…, agaknya Anda…
Interpretasi ganda:
dilihat dari perilaku dan perkataan Anda sepertinya…
|
Klien: “Semuanya tampak membosankan.
Tak ada perubahan, tak menggairahkan. Semua teman saya pada kabur. Seandainya
saya jadi orang kaya pasti saya bisa melakukan banyak hal yang membuat ini
menjadi lebih baik”.
Konselor: “Dari pernyataan Anda tadi, apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa
jika Anda memiliki banyak teman dan banyak uang maka Anda dapat membuat hidup
Anda menjadi lebih baik”.
|
Summary (ringkasan atau kesimpulan)
|
Keterampilan
konselor untuk menyimpulkan atau meringkas mengenai apa yang telah
dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling. Atau proses memadukan
beberapa ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu proses
wawancara konseling.
|
Membantu
klien dan konselor dalam menggabung bagian-bagian yang telah dibicarakan,
mengklarifikasi dan memfokuskan sejumlah ide yang bertebaran, membantu klien
menyadari kemajuan yang telah dicapainya, membantu mengakhiri proses
wawancara konseling, dan memberi keyakinan kepada klien bahwa konselor meresapi
pesan klien.
|
Summary bagian: untuk
sementara ini…, sampai saat ini…, sejauh ini…, selama ini…
Summary
akhir/keseluruhan: sebagai kesimpulan akhir…, sebagai puncak pembiraan kita…,
sebagai penutup pembicaraan kita…, dari awal hingga akhir pembicaraan kita…
|
Summary
bagian:
Konselor: “Sejauh ini dari pembicaraan yang telah kita lakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa kita telah membahas masalah mengenai masalah Anda dengan
orang tua Anda. Jadi sekarang marilah kita cari cara-cara yang dapat membantu
Anda untuk mengatasi masalah tersebut”.
Summary akhir:
Konselor: “Dari awal hingga akhir pembicaraan kita, Anda berbicara mengenai
masalah kos Anda yang tidak kondusif untuk kegiatan belajar. Oleh sebab itu,
mulai besok Anda dapat belajar dengan menggunakan beberapa keterampilan
belajar yang tadi telah kita bicarakan”.
|
Termination
(pengakhiran)
|
Keterampilan
konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik untuk dilanjutkan pada
pertemuan selanjutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling
benar-benar berakhir.
|
Memiliki peta kognitif perjalanan
konseling, yaitu apa dan bagaimana tahap-tahap yang telah dilalui dan apa
yang merupakan tahap konseling mendatang, mencapai pemahaman antara konselor
dan konseli mengenai apa yang telah berhasil dicapai bersama dalam konseling,
mengkomunikasikan keperluan penyesuaian konseli terhadap pengambilan
tanggungjawabnya seusai proses konseling, memelihara persepsi yang pantas pada
konseli tentang penerimaan dan pemahaman konselor.
|
1.
Baik,
waktu telah menunjukkan…sesuai dengan kesepakatan…
2.
Tidak terasa sudah…menit, sesuai dengan apa
yang sudah kita sepakati…
3.
Non
verbal: melihat jam, melihat kondisi klien, menata buku, dan lain-lain.
|
Konselor: “Baik, waktu telah menunjukkan pukul 12.00, sesuai dengan kesepakatan diawal pertemuan tadi bahwa pertemuan
ini hanya sampai pukul 12.00, maka marilah kita memanfaatkan waktu yang
tinggal sedikit ini. Coba ungkapkan kembali pokok-pokok dari pembicaraan kita
tadi?”
|
Apakah tahapan nya sudah berurutan ?
BalasHapusKak boleh tau sumber buku nya ga?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus