Selasa, 16 September 2014

KETERAMPILAN DASAR KONSELING


PETA KOGNITIF KETERAMPILAN DASAR KONSELING

Keterampilan
Definisi
Tujuan
Modalita
Contoh Aplikasi
Attending (perhatian)
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor untuk memusatkan perhatiannya kepada klien.
Agar klien merasa dihargai, nyaman, dan tercipta suasana yang kondusif dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan yang dialaminya.
Posisi duduk menghadap klien, melihat klien ketika berbicara, mendengarkan segala hal yang disampaikan oleh klien.
Klien: “Bu, akhir-akhir ini saya sering bertengkar dengan Ayah saya karena….”
Konselor: “(tetap memandang, mendengarkan, dan merespon apa yang disampaikan oleh klien)”
Opening (pembukaan)
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor untuk membuka ataupun memulai komunikasi/hubungan dalam proses konseling.
Membina rapport dan untuk memperoleh kepercayaan dari klien.
Mempersilahkan duduk, membukakan pintu ruang konseling, dan memberi atau menjawab salam.
Klien: “Assalamu’alaikum bu. (sambil membuka pintu ruang konseling)”.
“Konselor: Wa’alaikumsalam (senyum, bersalaman dengan klien), silahkan duduk dik”.
Klien: (duduk)
Konselor: “Ibu dengar kamu suka melukis ya?”
Klien: “Iya bu, saya suka banget melukis”.
Konselor: “Lalu apakah kamu pernah mengikuti lomba melukis?”
Klien: “Dulu waktu SD saya pernah mendapat juara 1 melukis tingkat kabupaten Bu”.
Konselor: “Wah…hebat sekali kamu. Tapi nampaknya kamu kelihatan murung, apakah ada suatu hal yang ingin kamu bicarakan sama Ibu?”
Acceptance (penerimaan)
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor untuk menunjukkan minat atau suatu ketertarikan dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan oleh kliennya.
Jika konselor dapat menerima kliennya, maka tujuan dari penerimaan ini yaitu agar klien dapat merasa tenang, nyaman, dan merasa dihargai selama proses konseling itu berlangsung.
Verbal: oh….ya, kemudian/lalu, ya….ya, hem…, saya memahami, saya dapat mengerti, dan lain sebagainya.
Non-verbal: anggukan kepala, memelihara kontak mata, posisi duduk condong ke depan, dan lain sebagainya.
Klien: “Bu,  akhir-akhir ini saya kurang semangat dalam belajar”.
Konselor: “Oh…ya, kenapa bisa begitu?”
Klien: “Seminggu yang lalu saya habis putus dengan pacar saya.”
Konselor: “(mengangguk-anggukan kepala sambil bersuara hem…hem) saya dapat mengerti perasaan Anda”.
Restatement (pengulangan)
Keterampilan yang digunakan oleh konselor untuk mengulang atau menyatakan kembali pernyataan klien yang dianggap penting.
Menemukan kembali inti dari masalah yang disampaikan oleh klien.
Pengulangan kata melarang
Klien: “Bu, saya ini hobi main musik dan saya bercita-cita untuk menjadi seorang musisi, tapi ayah melarang saya Bu, ayah ingin agar aku jadi polisi”.
Konselor: “Ayah melarangmu…”
Paraprashing (parafrase)
Keterampilan konselor untuk menggunakan kata-kata dalam menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan klien.
Memberi arahan jalannya wawancara konseling dan menyatakan kembali ungkapan klien.
Nampaknya yang Anda katakan …, jika Anda berpikiran bahwa Anda…, menurut Anda…, Anda mengatakan bahwa Anda.....
Klien: “Saya bertengkar dengan anak perempuan saya, suami saya mendiamkan saya, dan yang lebih parah lagi sahabat saya kelihatannya tidak bisa mengerti saya lagi”.
Konselor: “Anda mengatakan bahwa Anda bertengkar dengan anak perempuan Anda, suami Anda mendiamkan Anda, dan sahabat Anda sudah tidak mengerti Anda lagi”.
Reflection of feeling (pemantulan perasaan)
Keterampilan yang digunakan oleh konselor untuk memantulkan perasaan atau sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.
Membantu klien memahami perasaannya, mendorong klien agar lebih banyak mengekspresikan perasaannya, membantu klien menata atau mengatur perasaannya, dan membantu klien membedakan intensitas berbagai perasaan yang ada dalam dirinya.
Respon refleksi secara visual: nampaknya Anda…, sepertinya Anda…
Respon refleksi secara auditori: kedengarannya Anda…, saya mendengar bahwa Anda…
Respon refleksi secara kinestetik:  saya dapat memahami…, Anda sedang…
Klien: “Anak-anak muda zaman sekarang tidak seperti anak-anak muda zaman saya dulu yang suka berpakaian rapi. Anak muda sekarang kotor, kasar, dan sering berperilaku tidak sopan pada orang yang lebih tua. Saya benar-benar tidak mengerti, mau jadi apa generasi penerus kita ini”.
Konselor: “Nampaknya Anda sangat sebal sekali”.
Structuring (pembatasan)
Teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-batas atau pembatasan dalam proses konseling.
Agar proses konseling dapat berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam konseling, agar terjalin persamaan pandangan antara konselor dengan klien, klien menjadi siap dalam proses konseling.
Menurut pemahaman saya tentang konseling…, untuk memperlancar proses konseling…, perlu diketahui bahwa…, dalam masalah yang Anda kemukakan tadi terdapat…
Time limit
Klien: “Bu, sekarang ini saya sedang memiliki masalah dengan Ibu saya di rumah. Saya ingin membicarakan hal ini pada Ibu. Sebab masalah saya dengan Ibu saya di rumah sudah mengganggu konsentrasi belajar saya di sekolah”.
Konselor: “Baguslah, Anda datang kemari untuk membicarakan masalah Anda pada saya, akan tetapi perlu diketahui bahwa kita hanya mempunyai waktu 45 menit untuk membicarakan masalah ini, sebab nanti jam 11.00 Ibu ada jam mengajar di kelas. Oleh sebab itu, marilah kita manfaatkan waktu yang singkat ini dengan sebaik-baiknya”.
Role limit
Klien: “Bu, sebenarnya saya ingin menceritakan masalah ini dengan Ibu, akan tetapi saya takut jika Ibu nanti membocorkan kepada teman-teman saya”.
Konselor: “Sebelumnya apakah Anda sudah pernah melakukan konseling seperti ini?”
Klien: “Belum Bu”.
Konselor: “Begini menurut pemahaman saya tentang konseling ini ada asas kerahasiaan dimana Ibu selaku konselor akan merahasiakan masalah yang disampaikan oleh Anda. Jadi tenang saja, masalah Anda tidak akan Ibu sampaikan kepada siapa-siap”.
Problem limit
Klien: “Ibu, sekarang saya sedang memiliki banyak masalah, begini ya Bu kemarin Jumat HP saya baru saja dicopet orang, belum lagi saya juga dimarahi oleh kedua orang tua saya, selain itu saya juga sedang ada masalah dengan proses belajar saya di perkuliahan ini”.
Konselor: “Dalam masalah yang Anda kemukakan tadi, pertama ialah HP Anda yang dicopet orang, Anda juga dimarahi oleh kedua orang tua Anda, dan yang terakhir Anda mengatakan jika Anda sedang memiliki masalah belajar dalam kuliah. Nah..dari beberapa masalah yang Anda kemukakan tadi kiranya masalah mana dulu yang menurut Anda pantas untuk segera dicarikan penyelesainnya?”
Action limit
Klien: “Bu saya ini sebab sekali dengan Rizki, saya pengen banget nonjok mukanya dia Bu (sambil merobek-robek kertas)”.
Konselor: “Tenang-tenang, perlu diketahui bahwa  ini adalah ruangan konseling, jadi dimohon agar Anda bisa menjaga kebersihan di ruangan ini demi kenyamanan kita bersama”.
Leading (pengarahan)
Keterampilan konselor untuk mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain secara langsung dan dengan menggunakan kalimat tanya.
Untuk mendorong klien dalam merespon pembicaraan terutama pada awal-awal pertemuan dan mengeksplorasi isi pembicaraan klien dengan faktor-faktor lain yang signifikan.
Lead khusus: apa…?, apakah…?, siapa…?, dimana…?
Lead umum: bagaimanakah…?, coba jelaskan…?, coba ceritakan…?
Lead khusus:
Klien: “Bu kemarin saya habis berantem dengan pacar saya”.
Konselor: “Siapa nama pacarmu?”
Lead umum:
Klien: “Bu, dua hari yang lalu saya habis ikut lomba melukis di Jakarta”.
Konselor: “Coba ceritakan kepada Ibu mengenai lomba melukismu itu?”

Silence (diam)
Keterampilan konselor untuk menciptakan suasana hening dan tidak ada interaksi verbal antara konselor dengan klien dalam proses konseling.
Pertama, memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat atau mereorganisasi pikiran dan perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya. Kedua, mendorong klien atau memotivasi klien untuk mencapai tujuan konseling.
Diam untuk memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaannya
Klien: “Bu, sekarang perut saya sudah membesar. Saya takut menghadapi cercaan orang tua saya………..juga dari masyarakat sekitar.
Konselor: “(diam untuk memberikan kesempatan agar klien dapat istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaannya)”.
Reassurance (penguatan atau dukungan)
Keterampilan yang dipakai oleh konselor untuk memberikan dukungan/penguatan terhadap pernyataan positif klien.
Agar klien menjadi lebih yakin dan percaya diri terhadap keputusan yang telah diambil, serta agar klien dapat lebih tabah dan tegar dalam menghadapi situasi atau hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya.
1.    Prediction reassurance(diawali approval reassurance) lalu dilanjutkan dengan kata: jika-maka, apabila-sehingga,tidak mustahil..., bila-sehingga, tidak menutup kemungkinan.
2.    Postdiction reassurance: setelah…, atas usaha yang telah Anda lakukan…, dengan upaya yang telah Anda lakukan…
3.    Factual reassurance: sudah pasti…, sudah barang tentu…
4.    Approval reassurance: bagus sekali, baik sekali, luar biasa, dan lain sebagainya.
Prediction reassurance
Klien: “Bu, nilai ujian akuntansi saya pada semester kemarin adalah nilai terburuk dari nilai-nilai pada mata pelajaran yang lain, namun mulai semester ini saya akan belajar akuntansi lebih rajin lagi dan saya juga akan mengikuti bimbel akuntansi”.
Konselor: “Bagus sekali, jika mulai semester ini Anda akan belajar lebih rajin lagi dan mengikuti bimbel akuntansi, tidak mustahil pada semester ini nilai akuntansi Anda akan lebih baik daripada semester kemarin”.
Postdiction reassurance
Klien: “Bu, sudah seminggu lebih ini saya dan sahabat saya diam-diaman dan tidak bertegur sapa karena terjadi kesalahpahaman diantara kita berdua. Saya sudah meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, namun sahabat saya masih tetap mendiamkan dan tidak mau memaafkan saya Bu”.
Konselor: “Anda sudah berniat baik untuk meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, atas usaha yang telah Anda lakukan sedikit demi sedikit pasti nanti sahabatmu juga akan segera memaafkan dan kembali baik dengan Anda”.
Factual reassurance
Konselor: “Bu, saya mempunyai pacar, namun semalem pacar saya menelepon dan memutuskan hubungan secara sepihak tanpa memberikan alasan kepada saya mengapa dia memutuskan saya Bu, kejadian ini amat membuat saya menjadi galau dan sedih”.
Klien: “Setiap orang yang diputuskan oleh pacarnya secara sepihak sudah barang tentu akan merasa sangat galau dan sedih”.
Rejection (penolakan)
Keterampilan konselor untuk melarang klien melakukan perilaku, pemikiran, dan perasaan yang akan membahayakan/merugikan dirinya atau orang lain.
Untuk mengarahkan atau membatasi perilaku klien yang berbahaya, agar klien memikirkan kembali rencana yang telh diputuskan,  mendorong klien menempuh tindakan lain sebagai pengganti tindakan yang merugikan, mencegah klien melakukan tindakan yang merugikan dirinya.
Penolakan secara halus: Coba pikirkan lagi…
Penolakan secara langsung: jangan…jangan Anda berbuat seperti itu, saya tidak setuju dengan rencana Anda…
Klien: “Bu, kemarin saya melihat Ayah saya sedang memukul Ibu saya. Kejadian itu amat membuat saya trauma dan tidak tega melihat Ibu saya yang mengalami kesakitan. Sejak kejadian itu, saya sangat membenci Ayah saya dan saya bertekad untuk tidak menyapa Ayah saya”.
Penolakan secara langsung
Konselor: “Jangan-jangan Anda berbuat seperti itu, sebab itu adalah Ayah Anda sendiri dan jika Anda membencinya itu akan merugikan Anda dan orang tua Anda”.
Penolakan secara halus
Konselor: “Coba pikirkan lagi mengenai rencana Anda tersebut, sebab itu adalah Ayah Anda sendiri dan jika Anda membencinya itu akan merugikan Anda dan orang tua Anda”.

Advice (saran atau nasehat)
Keterampilan konselor untuk memberikan nasehat atau saran pada klien.
Agar klien dapat lebih jelas dan pasti/memahami mengenai apa yang akan dikerjakan.
Advice langsung: sebaiknya Anda…, seyogianya Anda…, semestinya…
Advice persuasif: berdasarkan yang Anda ceritakan, maka…
Advice alternatif: marilah kita bicarakan bersama…, mari kita diskusikan bersama…
Advice langsung
Klien: “Bu, saya itu pengen masuk kuliah di UNNES, tapi saya tidak tahu persyaratan yang diperlukan agar dapat diterima di UNNES”.
Konselor: “Sebaiknya Anda membuka alamat www.unnes.ac.id”.
Advice persuasive
Klien: “Bu, saya merasa tidak enak jika terus-menerus meminta uang jajan pada Ayah saya, sementara Ayah saya tidak memiliki pekerjaan yang tetap, Ayah hanya bekerja serabutan dan saya juga masih punya adik 3 yang menjadi tanggungan Ayah saya, saya ingin bekerja paruh waktu untuk membantu Ayah saya, selain itu kalau saya dapat bekerja paruh waktu uangnya dapat saya gunakan untuk menambahi uang jajan saya Bu”.
Konselor: “Anda ingin bekerja paruh waktu untuk membantu masalah keuangan dalam keluarga Anda, berdasarkan yang Anda ceritakan, maka baik sekali jika rencanamu tersebut dapat dilaksanakan namun perlu diketahui jika rencanamu tersebut tidak akan mengganggu kegiatan sekolahmu”.
Advice alternatif
Klien: “Bu, saya ingin sekali tinggal dengan suami saya di Purwodadi, sebab jika saya tinggal di Purwodadi maka saya akan tetap dekat dengan orang tua saya, namun suami saya mengajak saya untuk tinggal di Semarang karena suami saya kerjanya di Semarang, saya bingung dan tidak tahu harus bagaimana Bu?”
Konselor: “Baiklah, marilah kita diskusikan bersama mengenai keuntungan dan kerugian bila Anda tinggal di Purwodadi dan di Semarang, sehingga nanti kita temukan pilihan yang paling tepat untuk Anda dan suami Anda”. (konselor dan klien membahas keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan)
Konselor: “Setelah Anda mengetahui kelebihan dan kelemahan setiap pilihan tersebut, maka sebaiknya Anda memilih pilihan yang paling menguntungkan bagi Anda dan suami Anda dengan segala resikonya”.
Confrontation (pertentangan)
Keterampilan konselor untuk menunjukkan adanya kesenjangan atau inkongruensi dalam diri klien dan kemudian konselor mengumpan balikkan kepada klien.
Atau mendeskripsikan atau memperjelas kondisi klien saat mengalami kesenjangan, diskrepansi, atau inkongruensi klien.
Untuk mengenali pesan-pesan klien yang campur aduk dan tidak konsisten, serta bertujuan pula untuk mengeksplorasi cara-cara lain dalam upaya memahami situasi atau diri klien, dan menyadarkan klien akan adanya kesenjangan-kesenjangan, perbedaan-perbedaan dalam pikiran maupun perasaan.
Kata-kata pembuka, tadi Anda mengatakan bahwa…sementara…, tadi Anda berkata bahwa…tetapi…, semula Anda berkata bahwa…belakangan…, awalnya Anda mengatakan…teakhir…
Klien: “Saya baik-baik saja Bu (pesan verbal)”. Tapi pada saat yang bersamaan ia tampak gelisah dan ragu-ragu (pesan nonverbal).
Konselor: “Tadi Anda mengatakan bahwa Anda baik-baik saja sementara pada saat yang sama Anda tampak gelisah”.
Clarification 
Keterampilan konselor untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.
Mendorong klien untuk melakukan elaborasi, memeriksa ketepatan apa yang didengar konselor terhadap pesan-pesan klien, mengungkapkan isi pesan utama yang disampaikan oleh klien, dan memperjelas/mempertegas pesan-pesan yang samar atau membingungkan serta isi pesan yang disampaikan oleh klien.
Pada dasarnya…, pada pokoknya…, pada intinya…, singkat kata…, dengan kata lain…, tegasnya…, artinya…, jelaskan…, maksudnya…, pada hakekatnya…, pada prinsipnya...
Klien: “Kadang-kadang saya ingin lari dari semuanya, banyak sekali pekerjaan yang harus saya selesaikan, Saya merasa keteteran dan overload”.
Konselor: “Pada intinya, Anda ingin menyelesaikannya dengan senang hati tanpa perasaan tertekan”.
Interpretasi (penafsiran)
Keterampilan konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan atau diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien.
Atau keterampilan menafsirkan pernyataan klien yang merupakan proses menjelaskan arti tentang peristiwa-peristiwa kepada klien sehingga klien mampu melihat persoalannya dan mereview kemajuan yang diperoleh selama satu atau beberapa kali wawancara.dengan cara-cara yang baru
Membantu klien agar lebih memahami diri sendiri bilamana klien bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka.
Interpretasi pengecekan informasi: dari pernyataan Anda tadi, apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa…
Interpretasi tunggal: sepertinya Anda…, agaknya Anda…
Interpretasi ganda: dilihat dari perilaku dan perkataan Anda sepertinya…
Klien: “Semuanya tampak membosankan. Tak ada perubahan, tak menggairahkan. Semua teman saya pada kabur. Seandainya saya jadi orang kaya pasti saya bisa melakukan banyak hal yang membuat ini menjadi lebih baik”.
Konselor: “Dari pernyataan Anda tadi, apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa jika Anda memiliki banyak teman dan banyak uang maka Anda dapat membuat hidup Anda menjadi lebih baik”.
 Summary (ringkasan atau kesimpulan)
Keterampilan konselor untuk menyimpulkan atau meringkas mengenai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling. Atau proses memadukan beberapa ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu proses wawancara konseling.
Membantu klien dan konselor dalam menggabung bagian-bagian yang telah dibicarakan, mengklarifikasi dan memfokuskan sejumlah ide yang bertebaran, membantu klien menyadari kemajuan yang telah dicapainya, membantu mengakhiri proses wawancara konseling, dan memberi keyakinan kepada klien bahwa konselor meresapi pesan klien.
Summary bagian: untuk sementara ini…, sampai saat ini…, sejauh ini…, selama ini…
Summary akhir/keseluruhan: sebagai kesimpulan akhir…, sebagai puncak pembiraan kita…, sebagai penutup pembicaraan kita…, dari awal hingga akhir pembicaraan kita…
Summary bagian:
Konselor: “Sejauh ini dari pembicaraan yang telah kita lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kita telah membahas masalah mengenai masalah Anda dengan orang tua Anda. Jadi sekarang marilah kita cari cara-cara yang dapat membantu Anda untuk mengatasi masalah tersebut”.
Summary akhir:
Konselor: “Dari awal hingga akhir pembicaraan kita, Anda berbicara mengenai masalah kos Anda yang tidak kondusif untuk kegiatan belajar. Oleh sebab itu, mulai besok Anda dapat belajar dengan menggunakan beberapa keterampilan belajar yang tadi telah kita bicarakan”.


Termination (pengakhiran)
Keterampilan konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik untuk dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling benar-benar berakhir.
Memiliki peta kognitif perjalanan konseling, yaitu apa dan bagaimana tahap-tahap yang telah dilalui dan apa yang merupakan tahap konseling mendatang, mencapai pemahaman antara konselor dan konseli mengenai apa yang telah berhasil dicapai bersama dalam konseling, mengkomunikasikan keperluan penyesuaian konseli terhadap pengambilan tanggungjawabnya seusai proses konseling, memelihara persepsi yang pantas pada konseli tentang penerimaan dan pemahaman konselor.

1.    Baik, waktu telah menunjukkan…sesuai dengan kesepakatan…
2.     Tidak terasa sudah…menit, sesuai dengan apa yang sudah kita sepakati…
3.    Non verbal: melihat jam, melihat kondisi klien, menata buku, dan lain-lain.
Konselor: “Baik, waktu telah menunjukkan pukul 12.00, sesuai dengan kesepakatan diawal pertemuan tadi bahwa pertemuan ini hanya sampai pukul 12.00, maka marilah kita memanfaatkan waktu yang tinggal sedikit ini. Coba ungkapkan kembali pokok-pokok dari pembicaraan kita tadi?”


3 komentar: