DAYA
TARIK ANTARPRIBADI
A. Konsep Dasar Daya Tarik
Antarpribadi
Berdasarkan pendapat umum, dasar utama yang menjadikan
seseorang untuk tertarik dengan orang lain yang belum saling kenal adalah
dengan hal-hal yang nampak (appearance). Jika hubungan yang positif bisa timbul
karena ketertarikan yang bersumber pada hal-hal yang nampak, maka hal-hal yang
nampak ini perlu diperlihara. Pendapat lain mengatakan, bahwa hal-hal yang
nampak sajalah yang merupakan dasar utama bagi ketertarikan kiranya
bertentangan dengan pendapat para ahli psikologi, sebagian karena pendapat ini
tidak memperhitungkan kesiapan orang untuk menjadi tertarik terhadap
ukuran-ukuran yang dimiliki, dan hubungan antara aspek-aspek yang nampak pada
seseorang dan kepribadiannya. Disamping itu juga karena adanya kecenderungan
untuk tidak melihat bahwa ketertarikan barangkali merupakan proses yang
berbalas-balasan. Hasil penelitian lainnya juga mengatakan, bahwa ketertarikan
melalui hal-hal yang nampak itu kurang meyakinkan.
Dapat dikatakan bahwa kelompok kebudayaan dimana
seseorang menjadi anggotanya memiliki nilai normatif yang jelas. Anggapan ini
menggunakan norma sebagai dasar pendapat, sedangkan penampilan fisik merupakan
satu dasar bagi ketertarikan sosial. selain itu, adanya saling persamaan
merupakan faktor yang penting. Dengan demikian, antara ketertarikan fisik dan
saling persamaan merupakan dua hal yang menetukan ketertarikan sosial. Kesamaan
dirinya dengan orang lain akan membuat orang untuk saling tertarik. Selain itu,
kesamaan di dalam sikap juga merupakan dasar untuk saling tertarik antarpribadi
satu dengan pribadi lainnya.
B.
Teori-Teori Ketertarikan Antarpribadi
Ketertarikan adalah suatu proses yang dengan mudah
dialami oleh setiap individu tetapi sukar untuk diterangkan. Berikut ini adalah
beberapa teori dalam proses ketertarikan antarpribadi, yaitu:
1.
Teori
Kognitif
Teori kognitif menekankan proses berpikir sebagai dasar
yang menentukan semua tingkah laku. Pandangan demikian dicetuskan oleh Theodore
Newcomb (1961) yang disebut sebagai teori balanced, yaitu kecenderungan untuk
mengorganisasikan konsepsi tentang orang lain, dirinya sendiri, dan
barang-barang lain disekitarnya dengan cara yang harmonis, balanced atau
symeteris. Suatu hubungan yang pasti adalah lebih memuaskan daripada yang lain.
Jika seseorang menyukai yang lainnya dan jika mereka saling menyukai, maka
dapatlah dikatakan bahwa hubungan itu mencerminkan adanya hubungan yang
seimbang. Hubungan antar pribadi yang baik ditandai oleh adanya persetujuan dasar
dan kesamaan pandangan tentang orang lain, tempat, atau benda. Sebaliknya jika
suatu hubungan bisa dikatakan tidak memuaskan kata Newcomb, adalah karena
kurangnya keseimbangan antara persetujuan dan tidak.
2.
Teori
Reinforcement (Penguatan)
Teori penguatan adalah teori yang berakar pada teori
belajar yang menginterpretasikan ketertarikan sebagai satu respons yang
dipelajari. Penguatan yang dimaksud dapat berupa pujian, dukungan atau hadiah.
Teori reinforcement berusaha menemukan bagaimana ketertarikan datang untuk
pertama kalinya. Percobaan teori reinforcement oleh Lott dan Lott (1965)
mengemukakan bahwa kita semua lebih suka menjadi tertarik kepada orang-orang
yang menghadiahi atau menghargai kita daripada orang yang menghukum dengan
kritikan ataupun menghina kita. Akhir-akhir ini, teori reinforcement sebagai
suatu cara untuk memahami ketertarikan antarpribadi lebih dikenal dengan
istilah teori nilai tukar meskipun di dalamnya mengandung perbedaan yang
sifatnya teknis.
3.
Teori
Interactonist
Teori ini dikembangkan oleh Levinger dan Snoek (1972)
yang menekankan bahwa faktor yang sangat penting di dalam suatu hubungan akan
berbeda dari waktu ke waktu. Misalnya, seorang suami tertarik pada istrinya
mula-mula karena sifat kalemnya, akhirnya diketahui bahwa sifat ini tidak cukup
menopang dalam perkawinan. Suami ini mungkin akan menemukan ciri-ciri lain yang
ada pada istrinya yang bisa menjadikan ia terus tertarik. Teori interactonist
lebih menitik beratkan pada ketertarikan antarpribadi sebagai suatu konsep.
4.
Teori
Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial menekankan bahwa seseorang
tertarik pada orang lain disebabkan adanya pertimbangan untung rugi yang akan
dia dapatkan. Seseorang akan tertarik pada orang lain, karena akan menperoleh
keuntungan dari orang tersebut. Sebaliknya, seseorang tidak akan tertarik pada
orang lain, karena akan memperoleh kerugian dari orang tersebut. Contoh:
teman-teman wanita saya sewaktu SMA lebih tertarik pada seorang lelaki yang
mempunyai motor bagus, karena ia berpikir bahwa dia nantinya akan diantar
pulang jemput ke sekolah dan dapat menambah status sosial dari wanitanya.
5.
Teori
Asosiasi
Seseorang akan tertarik pada orang lain karena memandang
hal-hal positif yang ada pada dirinya. Misalnya, kita akan tertarik pada orang
lain yang memiliki sifat ramah dan tidak sombong.
C.
Prinsip Dasar Daya Tarik Antarpribadi
Menurut Sears (1994, 216) ada 3 hal yang menjadi prinsip
dasar dari daya tarik antarpribadi, diantaranya:
a.
Penguatan
Tipe penguatan yang penting adalah persetujuan sosial.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aronson dan Linder (dalam Sears, 217),
menyatakan bahwa individu akan cenderung menyukai orang lain yang menilai
individu tersebut secara positif.
b.
Pertukaran
Sosial
Dalam teori pertukaran sosial mengatakan, bahwa individu
cenderung menyukai individu lain dikarenakan mempertimbangkan keuntungan dan
kerugian yang diterimanya.
c.
Asosiasi
Disini individu akan cenderung menyukai individu lain
yang diasosiasikan dengan pengalaman yang baik dan buruk. Dalam penelitian May
dan Hamiltin (dalam Sears, 1994 : 218) menyatakan bahwa rasa suka terhadap
seseorang dapat dipengaruhi oleh reaksi emosional yang dikondisikan pada
kejadian-kejadian secara acak yang diasosiasikan dengan orang tersebut.
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Antarpribadi
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya terik antarpribadi,
antara lain:
1)
Karakteristik
pribadi individu lain
Salah satu alasan mengapa individu menyukai individu lain
adalah karena karakteristik pribadinya yang menyenangkan diantaranya adanya
ketulusan, kehangatan, dan kompetensi, serta daya tarik fisik.
2)
Kesamaan
Faktor lain yang mempengaruhi daya tarik antarpribadi
adalah kesamaan baik dalam hal sikap,
nilai, minat, latar belakang maupun kesamaan sifat. Kesamaan menjadi penting
dalam daya tarik antarpribadi dikarenakan kesamaan biasanya akan mendatangkan
penguatan/ganjaran. Orang yang mempunyai kesamaan dengan kita cenderung akan
menyetujui dan mendukung gagasan kita.
3)
Keakraban
Keakraban dapat meningkatkan rasa suka. Akan tetapi,
tidak selamanya dapat meningkatkan rasa suka.
4)
Kedekatan
Pengaruh pendekatan dalam daya tari antarpribadi
diantaranya kedekatan meningkatkan keakraban, misalnya keakraban dengan
tetangga sebelah rumah dikarenakan seringnya bertemu. Pengaruh kedekatan dapat
didasarkan pada konsistensi kognitif. Dalam hubungan kesatuan lebih didasarkan
atas kesadaran secara fisik, sedangkan hubungan perasaan lebih pada kedekatan
secara emosi.
Faktor-faktor di atas tidak hanya merupakan penyebab
tetapi juga akibat dari daya tarik antarpribadi. (Dalam Hadi Suyono, 2008 : 85)
mengemukakan faktor-faktor yang mengakibatkan daya tarik antarpribadi,
diantaranya:
a)
Situasional
Kondisi situasi yang menyebabkan seseorang secara
spesifik dapat tertarik pada orang lain terdiri atas:
Ø
Proximitas,
dapat menimbulkan daya tarik karena adanya kedekatan nyata atau fisik.
Misalnya, seseorang tertarik pada orang lain karena kedekatan tempat duduk saat
di bangku sekolah.
Ø
Interaksi,
dari proses interaksi yang berlangsung secara terus-menerus dapat menimbulkan
daya tarik antar satu orang dengan orang lainnya. Misalnya, kita akan lebih
mudah tertarik pada seseorang yang telah kita kenal dalam waktu yang lama.
Ø
Keakraban,
seseorang yang sering bertemu, sering melihat, dan kerap berbicara dapat
menimbulkan kedekatan psikologis yang akan berujung pada adanya ketertarikan
satu sama lain. Misalnya, kita akan lebih mudah tertarik pada orang lain yang
sering bertemu dengan kita pada saat kuliah di kampus.
b)
Faktor
personal atau pribadi
Ø
Daya
tarik fisik, yang meliputi paras wajah, tinggi badan, dan penampilan pakaian.
Seseorang akan tertarik pada orang lain melalui daya tarik fisik, karena pada
umumnya mereka melihat orang lain secara fisik yang dapat dilihat secara kasat
mata. Misalnya, seorang laki-laki kebanyakan tertarik pada wanita yang memiliki
paras cantik. Begitupun sebaliknya, seorang wanita akan lebih mudah tertarik
pada seorang laki-laki yang tampan.
Ø
Karakteristik
pribadi, yang meliputi ketegasan, keikhlasan, kehangatan, dan kejujuran orang
lain. Misalnya, saya lebih tertarik pada seorang laki-laki yang jujur dan
bertanggung jawab.
Ø
Kehangatan,
orang yang hangat kepada orang lain akan memiliki daya tarik tersendiri.
Kehangatan dapat mempengaruhi daya tarik antarpribadi karena akan mempengaruhi
kesan pertama sebagai orang yang menyenangkan di mata orang lain. Misalnya,
saya lebih tertarik pada teman-teman yang seseorang yang menyenagkan di mata saya.
Ø
Kesamaan,
karena kesamaan sering mendatangkan ganjaran. Orang yang sama dengan kita akan
menyetujui dan mendukung kita. Kesamaan juga akan berdampak positif, yaitu
berupa konsistensi sikap. Sikap yang sama terhadap suatu objek akan memunculkan
rasa suka. Misalnya, Susi Susanti dan Alan Budikusuma itu adalah sepasang suami
istri, yang awalnya mereka saling tertarik satu sama lain, dan yang dapat
menyebabkan ketertarikan itu mungkin karena mereka sama-sama berprofesi sebagai
atlet bulutangkis yang tentunya mereka mempunyai kegemaran pada bulutangkis.
Ø
Komplemen,
karena ada kecenderungan untuk memiliki orang yang sama dengan kita, atau
memilih orang yang berbeda untuk menutupi kekurangan. Misalnya, orang yang
bodoh akan lebih tertarik pada orang yang pintar. Karena untuk menutupi
kebodohan yang ia alami.
E.
Tertarik dan Cinta
a)
Tertarik
Orang yang sering bertemu lebih memiliki kecenderungan
untuk tertarik daripada mereka yang jarang atau bahkan tidak pernah bertemu.
Hubungan dekat dengan teman, merupakan
suatu kondisi untuk tertarik atau menyukai, karena di situ orang sering
berhubungan secara langsung dan bertatap muka. Berikut ini adalah
hubungan-hubungan langsung, yaitu:
Ø
Berhadap-hadapan
secara fisik, misalnya teman kerja.
Ø
Tidak
berhadap-hadapan secara fisik, tetapi berhubungan langsung itu tetap terjadi,
misalnya berhubungan melalui telepon.
b)
Cinta
Cinta merupakan salah satu bentuk terpenting dari
ketertarikan antarpribadi. Pada umumnya, cinta melibatkan dua orang yang
berbeda jenis kelaminnya, suatu perwujudan ketertarikan antar pribadi pria dan
wanita. Pada dasarnya cinta terdiri atas 4 elemen utama, yaitu:
Ø
Pengertian,
Ø
Kepercayaan,
Ø
Kerjasama,
Ø
Pernyataan
kasih sayang.
F.
Bentuk-Bentuk Hubungan Intim
Konsekuensi dari adanya daya tarik antarpribadi adalah
terjalin suatu hubungan yang intim. Berikut ini adalah bentuk-bentuk dari
hubungan yang intim, antara lain:
ü
Persaudaraan,
hubungan persaudaraan adalah hubungan yang didasarkan pada hubungan darah. Pada
persaudaraan terdapat proximitas dan keakraban.
ü
Persahabatan,
biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan, umumnya
adalah persamaan usia. Hubungan dalam persahabatan akan terjalin interaksi yang
sangat tinggi, sehingga mempunyai kedekatan psikologis.
ü
Percintaan,
lebih menitikberatkan pada keinginan dan harapan antar dua individu lawan
jenis, bisa tidak berasal dari hubungan persahabatan, dan banyak tidak dibalas.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1999.Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyo. 2006. Psikologi
Sosial. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Suyono, Hadi. 2008.
Pengantar Psikologi Sosial 1. Yogyakarta:
D&H Pro Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar